25 Desember yang lalu, saya mengikuti Wisata Salju yang diselenggarakan pihak PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Nagoya di Takasu Snow Park daerah Gifu. Total jumlah peserta saat itu sekitar 60an orang yang didalamnya berisi bapak-bapak, ibu-ibu, muda-mudi, abg, anak-anak serta bayi. Berangkat dari Nagoya Daigaku jam 8 pagi dengan bis yang dicharter. Waktu normal sampai dari nagoya ke Takasu Snow Park adalah sekitar 2 jam, tetapi karena ada sedikit traffic jam, kami sampai pukul 11 siang. Kondisi cuaca di Takasu Snow Park seharian itu adalah hujan salju.
begitu sampai, duo Vani berfoto bersama |
Basecamp kami di tempat persewaan peralatan ski dan snowboard, di mana lantai duanya merupakan restoran. Saya kurang memperhatikan paket harga yang ditawarkan. Saya hanya ingat yang saya gunakan saja, yakni sewa ski dan sepatu set selama setengah hari 12 pm - 5 pm seharga 3500 Yen.
Setelah makan siang, sholat dan menyewa peralatan ski tersebut, saya pun keluar gedung untuk mulai mencoba bermain ski. Untuk dapat meluncur, paling tidak saya harus berjalan menanjak sekitar 200 meter. Deket? itu udah ngos2an, papan ski dan sepatunya berat euy, hadeh -___-
Dengan Pak Bambang sebagai guru, beberapa orang mulai meluncur dan terjatuh-jatuh dalam percobaan pertama. Saya bagaimana? saya jatuh duluan sebelum meluncur, yakni pas memasang sepatu ke papan skinya, tapi pas luncuran pertama, saya tidak jatuh :p
berpose bersama mbak nunung sebelum meluncur |
Teori bermain ski adalah bentuk segitiga pada papan dengan ujung depan sebagai puncaknya untuk pelan dan sejajarkan papan untuk menambah kecepatan. Tongkat digunakan untuk mengendalikan ketika ingin belok, atau menjalankan papan ski ketika di tempat yang agak landai sebagai pendorong. Untuk berhenti, bentuk segitiga di papan serta belok kan arah. Saya mencoba latihannya dengan sekali jatuh karena khawatir akan menabrak seorang ibu yang sedang duduk bersama anaknya.
Setelah beberapa kali bolak-balik turun naik, Pak Bambang menawarkan untuk meluncur dari puncak yang berarti naik gondola ke atas. Dengan pertimbangan saya terlalu lelah untuk bolak balik turun naik, lalu tahun depan saya tidak akan bisa ikutan wisata salju lagi dan malah mungkin saya tidak punya kesempatan untuk meluncur lagi, saya sih langsung Oke. Akhirnya bersama dengan pak Bambang dan Mas Deddy kami beli tiket satu gondola 4000 yen untuk ke puncak. Saya tidak memotret Gondolanya karena kamera saat itu telah saya titipkan ke Mbak Vani, tapi bisa dibayangkan gondolanya seperti yang ada di TMII tapi dengan tempat duduk melingkar.
Setelah sampai di atas, kami menelusuri track khusus beginner, sepanjang 3,100 meter yang dibagi menjadi 25 lap sebagai acuan kami meluncur. Pak Bambang menjaga saya dan mas Deddy yang baru pertama kali bermain ski. Jatuh bangun kami bermain hingga setelah 5 lap, kami memutuskan untuk mengakhirinya dan naik gondola untuk kembali pulang karena takut waktunya tidak sampai (jam 5 harus sudah kumpul, saat itu sudah jam setengah 4). Tapi nasib tidak berpihak,penjaganya bilang tidak boleh turun dengan gondolanya. Modelnya seperti yang di film-film cuma berbentuk bangku saja, jadi berbahaya. Terpaksa kami jatuh bangun lagi bermain ski dengan sesekali terpaan badai salju. Tapi, setelah setengah lap akhir, kami mulai jarang terjatuh kok. dan Voilla!! We make it! setengah 5 kami sampai lagi di tempat rental.
gondola yang tidak boleh kami naiki untuk turun dari puncak |
jatuh bangun meluncur dari puncak terkadang diterpa salju dan angin |
Overall, saya sangat suka pengalaman bermain ski ini. Saya merasa pilihan saya untuk mencoba meluncur dari atap sudah benar, puas rasanya! jam 5 bus beranjak meninggalkan Takasu Snowpark. Macet saat itu, tapi tampaknya para peserta bus tidak keberatan karena menikmatinya dengan berkaraoke ria. Saya memutuskan untuk tidur karena rasanya capek sekali. Tapi, benar-benar seru. Saya berharap, saya masih punya kesempatan untuk mencoba bermain ski lagi beberapa tahun ke depan, amiin.
![]() |
saat perjalanan pulang mampir sebentar untuk menggunakan toilet, salju di daerah sini tidak begitu banyak, yang anehnya terasa lebih dingin dibandingkan dengan saat berada di Takasu Snow Park. |
Sampai jumpa lagi di tulisan berikutnya v(^o^)