Senin, 27 Desember 2010

4 komentar

Main SKI!!!

Sejak Desember, Jepang memasuki musim dingin. Mungkin di mata beberapa orang, termasuk saya dahulu, musim dingin identik dengan salju. Tetapi ternyata tidak begitu. Musim dingin identik degan dingin ( ya iyalaaah! ) tapi tidak mesti salju turun. Termasuk di daerah yang saya tinggali selama 5 bulan ini, Nagoya. Hingga blog ini meluncur, salju belum turun dan saya dengar dari penduduk asli salju akan turun, tetapi tidak akan menumpuk atau langsung cair begitu sampai permukaan tanah. Untuk itu, jika ingin mengicip suatu olahraga yang namanya Ski dan atau Snowboarding, kita harus ke tempat khusus dimana salju menumpuk.

25 Desember yang lalu, saya mengikuti Wisata Salju yang diselenggarakan pihak PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Nagoya di Takasu Snow Park daerah Gifu. Total jumlah peserta saat itu sekitar 60an orang yang didalamnya berisi bapak-bapak, ibu-ibu, muda-mudi, abg, anak-anak serta bayi. Berangkat dari Nagoya Daigaku jam 8 pagi dengan bis yang dicharter. Waktu normal sampai dari nagoya ke Takasu Snow Park adalah sekitar 2 jam, tetapi karena ada sedikit traffic jam, kami sampai pukul 11 siang. Kondisi cuaca di Takasu Snow Park seharian itu adalah hujan salju.

begitu sampai, duo Vani berfoto bersama
Begitu sampai, saya agak shock karena salju ternyata tidak sedingin yang saya kira. Salju itu putih bersih dan lembut (saya tau lembutnya karena saking penasarannya saya buka sarung tangan saya dan menggenggam salju, hehe #udik mode on#). Tapi yang saya kesal adalah sepatu yang saya pakai, saya pakai converse, licin sih tidak, tetapi karena bahannya kain, begitu masuk ke tempat hangat saljunya merembes ke dalam sepatu, hiiiiy dingin!!

Basecamp kami di tempat persewaan peralatan ski dan snowboard, di mana lantai duanya merupakan restoran. Saya kurang memperhatikan paket harga yang ditawarkan. Saya hanya ingat yang saya gunakan saja, yakni sewa ski dan sepatu set selama setengah hari 12 pm - 5 pm seharga 3500 Yen.



Setelah makan siang, sholat dan  menyewa peralatan ski tersebut, saya pun keluar gedung untuk mulai mencoba bermain ski. Untuk dapat meluncur, paling tidak saya harus berjalan menanjak sekitar 200 meter. Deket? itu udah ngos2an, papan ski dan sepatunya berat euy, hadeh -___-
Dengan Pak Bambang sebagai guru, beberapa orang mulai meluncur dan terjatuh-jatuh dalam percobaan pertama. Saya bagaimana? saya jatuh duluan sebelum meluncur, yakni pas memasang sepatu ke papan skinya, tapi pas luncuran pertama, saya tidak jatuh :p


berpose bersama mbak nunung sebelum meluncur
Teori bermain ski adalah bentuk segitiga pada papan dengan ujung depan sebagai puncaknya untuk pelan dan sejajarkan  papan untuk menambah kecepatan. Tongkat digunakan untuk mengendalikan ketika ingin belok, atau menjalankan papan ski ketika di tempat yang agak landai sebagai pendorong. Untuk berhenti, bentuk segitiga di papan serta belok kan arah. Saya mencoba latihannya dengan sekali jatuh karena khawatir akan menabrak seorang ibu yang sedang duduk bersama anaknya.

Setelah beberapa kali bolak-balik turun naik, Pak Bambang menawarkan untuk meluncur dari puncak yang berarti naik gondola ke atas. Dengan pertimbangan saya terlalu lelah untuk bolak balik turun naik, lalu tahun depan saya tidak akan bisa ikutan wisata salju lagi dan malah mungkin saya tidak punya kesempatan untuk meluncur lagi, saya sih langsung Oke. Akhirnya bersama dengan pak Bambang dan Mas Deddy kami beli tiket satu gondola 4000 yen untuk ke puncak. Saya tidak memotret Gondolanya karena kamera saat itu telah saya titipkan ke Mbak Vani, tapi bisa dibayangkan gondolanya seperti yang ada di TMII tapi dengan tempat duduk melingkar. 

Setelah sampai di atas, kami menelusuri track khusus beginner, sepanjang 3,100 meter yang dibagi menjadi 25 lap sebagai acuan kami meluncur. Pak Bambang menjaga saya dan mas Deddy yang baru pertama kali bermain ski. Jatuh bangun kami bermain hingga setelah 5 lap, kami memutuskan untuk mengakhirinya dan naik gondola untuk kembali pulang karena takut waktunya tidak sampai (jam 5 harus sudah kumpul, saat itu sudah jam setengah 4). Tapi nasib tidak berpihak,penjaganya bilang tidak boleh turun dengan gondolanya. Modelnya seperti yang di film-film cuma berbentuk bangku saja, jadi berbahaya. Terpaksa kami jatuh bangun lagi bermain ski dengan sesekali terpaan badai salju. Tapi, setelah setengah lap akhir, kami mulai jarang terjatuh kok. dan Voilla!! We make it! setengah 5 kami sampai lagi di tempat rental.

gondola yang tidak boleh kami naiki untuk turun dari puncak


jatuh bangun meluncur dari puncak terkadang diterpa salju dan angin
Overall, saya sangat suka pengalaman bermain ski ini. Saya merasa pilihan saya untuk mencoba meluncur dari atap sudah benar, puas rasanya! jam 5 bus beranjak meninggalkan Takasu Snowpark. Macet saat itu, tapi tampaknya para peserta bus tidak keberatan karena menikmatinya dengan berkaraoke ria. Saya memutuskan untuk tidur karena rasanya capek sekali. Tapi, benar-benar seru. Saya berharap, saya masih punya kesempatan untuk mencoba bermain ski lagi beberapa tahun ke depan, amiin.

saat perjalanan pulang mampir sebentar untuk menggunakan toilet, salju di daerah sini tidak begitu banyak, yang anehnya terasa lebih dingin dibandingkan dengan saat berada di Takasu Snow Park.

Sampai jumpa lagi di tulisan berikutnya v(^o^)

Minggu, 26 Desember 2010

5 komentar

Jalan-jalan ke Osaka - 大阪の旅行 (23-24 Desember 2010)

Liburan musim dingin saya dimulai dengan trip ke Osaka bersama 4 orang teman lainnya: Ela, Shoko, Fabian dan Junpyo. Koordinator trip kali ini adalah Fabian, karena dia yang plan semua kegiatannya.

kota Osaka

Junpyo, Ela, dan Fabian (dari kiri ke kanan)
Junpyo, Shoko dan Fabian (dari depan ke belakang)

Kami pergi ke sana dengan tiket kereta khusus "Seishun 18 Kippu". Tiket ini merupakan tiket dengan harga spesial, 11,500 yen, untuk melakukan 5 hari atau 5 orang  perjalanan ke seluruh wilayah Jepang yang dilalui oleh JR line. Tiket semacam ini hanya dijual pada waktu-waktu tertentu saja. berikut informasi lebih jelasnya http://www.japan-guide.com/e/e2362.html

seishun 18 Kippu

Osaka terkenal dengan okonomiyaki dan Takoyaki-nya, yang tentunya masuk ke dalam "To Do List" kami. Selain itu, kami pergi ke daerah Namba, German Market, melihat iluminasi, Tsutenkaku, Spa World, serta sekilas kuil Shitennouji. Ah, ternyata saya kurang mengambil foto-fotonya, haha....

Namba
German Christmas Market

iluminasi menjelang natal

iluminasi menjelang natal

iluminasi menjelang natal

Gambar di atas sebagian besar adalah jepretan saat mengunjungi tempat dimana iluminasi dipasang. Iluminasi saya ambil dari kata teman saya, Ela, yakni illumination. Iluminasi yang dimaksud di sini adalah dekorasi lampu  yang dipasang sedemikian rupa sehingga menjadi objek yang sangat cantik. Iluminasi ini sifatnya temporari dan Osaka memasangnya dalam rangka merayakan Natal. Kesan saya terhadap iluminasi ini begitu dalam, begitu cantik, romantis, gemerlap, pokoknya wow deh... 

tsutenkaku tower, dari googling karena lupa ambil fotonya :'(  



Shitennouji temple

Akhir paragraf, saya akan memaparkan beberapa fakta yang saya temui di Osaka. Saat menggunakan eskalator, jika kita berkehendak untuk berdiri diam mengikuti jalannya eskalator, maka berdirilah di tepi sebelah kanan. Hal ini merupakan kebalikan dari aturan di Nagoya. Selain itu, saya juga merasa bahwa pemandangan kota di Osaka terlihat lebih tua dibandingkan dengan Nagoya. Di pusat perbelanjaan Namba, hampir semua penjual berteriak-teriak mempromosikan barang dagangannya. Makanan yang terkenal di Osaka adalah Okonomiyaki dan Takoyaki yang tentunya tidak kami lupakan untuk mencicipinya.

Takoyaki
Saya sangat menyadari blog kali ini begitu tidak lengkap. Saya terlalu asyik sendiri sehingga lupa akan kegiatan dokumentasi, tapi ya sudahlah.... yang jelas dua hari di Osaka sangat seru dan menyenangkan, benar-benar tidak layak untuk digantikan dengan satu kelas kuliah Legal & Ethics Business in Developing Country. Efek samping yang saya rasakan adalah saat itu merupakan moment yang sangat bagus dalam peningkatan kemampuan berbahasa Jepang karena memiliki teman seperjalanan yang orang jepang.

-いじょうです-